Sejarah Desa Tegalmulya, Krangkeng Indramayu
Sejarah Desa Tegalmulya
Penulis: Usisa
Narasumber: bapak LEBE Masnun
Sebelum terjadinya pemekaran, desa Tegalmulya bukanlah merupakan sebuah desa
melainkan sebuah blok yang bernama Widara. Blok widara sendiri dahulunya merupakan
bagian dari desa Dukuh Jati dan letaknya pun sangat jauh sekali dari pusat desa. Seiring
berjalannya waktu, pertumbuhan penduduk di blok widara mengalami peningkatan sehingga
jumlah pendudukpun semakin bertambah. Akibat dari adanya peningkatan pertumbuhan
penduduk inilah terjadinya suatu pemekaran/pemecahan.
Pada tahun 1973-an, BPD LPM yang berada di blok Widara dan Klampok sepakat untuk
memisahkan diri dan mendirikan sebuah desa yang baru dengan alasan semakin padatnya
penduduk serta letak blok yang terlalu jauh sekali dari pusat desa. Hal tersebut tentu saja
menjadik sebuah perdebatan, dikarenakan blok Widara dan Klampok belum memenuhi syarat
karena kurangnya jumlah penduduk untuk mendirikan suatu desa. Akhirnya muncullah
sebuah gagasan yang memberikan solusi bagi blok Widara dan Klampok agar bisa
mendirikan suatu desa yaitu dengan mengikutsertakan blok Bakung kedalam bagian desa
yang hendak mereka didirikan. Berdasarkan keputusan musyawarah tersebut, terbentuklah
sebuah desa hasil pemekaran yaitu desa Tegalmulya yang didalamnya terdapat tiga blok yaitu
blok Widara, blok Klampok dan blok Bakung.
Pencetusan nama desa Tegalmulya sendiri diambil berdasarkan cerita pada zaman
dahulu. Pada saat itu, ada satu keluarga yang hidup di sebuah tegalan yang masih kosong
penduduk, keluarga tersebutpun kemudian bercocok tanam atau menanami tumbuhan
disekitar area tempat tinggalnya untuk keberlangsungan hidup mereka. Dari cerita tersebut
tercetuslah kata “Tegal”. Kemudian kata “mulya” sendiri diambil dari penjabaran kondisi
tegalan/tanah pada saat itu yang sangat subur, sehingga terbentuklah nama Tegalmulya yang
berarti tanah yang subur.
Penduduk desa Tegalmulya sendiri mempunyai berbagai mata pencaharian, diantaranya
adalah:
1. Petani, merupakan mata pencaharian utama penduduk desa Tegalmulya.
2. Berdagang, selain petani banyak masyarakat Desa Tegalmulya yang bermata pencaharian
berdagang. Hal ini dikarenakan menurut mereka ini merupakan suatu mata pencharian
yang cukup mudah dilakukan dan sangat menguntungkan bagi mereka. Bahkan dalam satu
gang pun terkadang terdapat lebih darui 3 toko/warung yang berjualan.
3. TKI. Semakin berkembangnya teknologi dan informasi, saat ini masayarakat Desa
Tegalmulya lebih dominan bekerja sebagai TKI/TKW.
Adat Istiadat yang berada di desa Tegalmulya:
a) Mapag Sri
Mapag Sri adalah salah satu adat/budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Sunda
yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur
kepada Tuhan yang Mahaesa.
b) Sedekah Bumi
Pada saat musim tanam biasanya di blok Klampok mengadakan acara ini, karena blok
Klampok masih kental dengan adat istiadat dan saling bekerja sama. Acara ini bertujuan
agar manusia selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Acara ini
biasa dilaksanakan menjelang penanaman padi oleh para petani atau masyarakat desa biasa
menyebutnya musim rendeng.
c) Unjungan
Unjungan dilaksanakan setiap menjelang rendengan atau musim tanam padi. Unjungan
dilakukan disetiap daerah kuburan/pemakaman yang berada di blok Klampok. Acara ini
bertujuan agar beberapa keluarga yang jauh dapat berkumpul dengan keluarganya di
kampung/temu kangen. Acara ini biasanya diisi dengan tampilan dari sandiwara dan
pewayangan.
d) Baritan
Baritan adalah upacara yang dilaksanakan untuk menolak wabah penyakit. Tetapi berbeda
halnya dengan blok Klampok, Blok Widara mengadakan baritan ini diisi dengan acara
tahlilan di area pemakaman berada. Acara ini dimaksudkan untuk keluarga yang sudah
meninggal dapat tenang dan dapat diringankan siksaanya. Kemudian orang-orang yang
memiliki keluarga di TPU tersebut, mereka akan membawakan beberapa bungkusan nasi
untuk para jemaah tahlil yang hadir.
e) Maulid Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang
di Indonesia perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan
Hijriyah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir.
f) Halal Bihalal
Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, salah satu tradisi masyarakat Indonesia termasuk
masyarakat desa Tegalmulya blok Widara yang selalu dilakukan adalah halal bihalal ke
rumah sanak saudara dan biasa diadakan di mushola atau di masjid. Tradisi ini merupakan
ajang silaturahmi untuk bermaaf-maafan serta berbagi cerita kepada para saudara setelah
satu tahun kiranya tidak berjumpa. Halal bihalal biasa diisi dengan acara pengajian,
sehingga dapat menambah wawasan bagi masyarakat Desa Tegalmulya termasuk Blok
Widara.
g) Tahun baru Islam
Pada awalnya acara ini hanya diadakan oleh para santri-santri dari blok Widara kulon,
yang direncanakan secara mendadak. Berdasarkan kesepakatan bersama, akhirnya acara
ini menjadi acara rutinan bagi masyarakat desa Tegalmulya yang telah disetuji oleh
Kepala Desa. Acara ini dimeriahkan oleh drumband, yang beranggotakan para santrisantri dari blok Widara sendiri dan kelompok hadroh yang dibawakan oleh sekumpulan
orang tua yang suka menabuh bedug atau genjring. Acara ini berbentuk arak-arakan atau
festival dimana setiap masing-masing santri membawa sebuah obor. Acara ini berlangsung
dan dimulai dari Balai Desa Tegalmulya mengelilingi blok Klampok dan sampai blok
Widara wetan. Acara ini pertama kali diadakan pada tahun 2015 karena sebelummya pada
saat acara tahun baru islam di Desa ini tidak ikut meramaikannya. Diadakannya tahun baru
islam ini bertujuan untuk;
1) Mensyiarkan ukhuwah islamiyah agar tali silaturahmi tetap terhubung.
2) Tahun baru islam merupakan tahun bafgi numat islam seluruh dunia. Termasuk Desa
Tegalmulya blok Widara.
Komentar
Posting Komentar